Jumat, 13 Februari 2009

Valentine's Day = Hari Nafsu Liar

Edisi: 35/Feb I/Th II/03

Pada masa kaisar Romawi, Claudius II lagi berkuasa, ada undang-undang yang aneh banget. Apaan tuh? Itu-itu larangan nikah buat para pemuda. Kenapa? Alasannya para pemuda sangat diperlukan untuk jadi tentara demi membela negara. Kaciyan dech…. Tapi ada seseorang yang kisahnya bandel banget, yap..seorang pastur yang namanya Valentine, yang kemudian dipenjarakan karena telah menikahkan sepasang pengantin. 
Ternyata penguasa itu belum cukup puas, yang akhinya menghukum mati pastur tersebut pada tanggal 14 Februari 249 M. Cerita yang mengharukan ini telah bikin hati Paus Gelasius lunglai, dan pada tahun 469 M, dia menjadikan tanggal 14 Februari sebagai hari kasih sayang atau Valentine's Day demi menghormati pengorbanan Pastur Valentine yang rela mati hanya untuk cinta. Huuuh….cengeng.
Kisah ini benar-benar terjadi, bukan legenda seperti Robin Hood atau Honda astrea, bukan pula dongeng seperti Cinderela atau Cindelaras. Tetapi adalah sebuah kisah nyata yang hingga saat ini masih diperingati oleh muda-mudi metropolis. Yang kebanyakan memang nggak ngerti darimana asal-muasalnya. Minum racun tapi nggak ngerti kalo' itu memang racun. Cuman ada juga sih yang ngerti, tapi tetep minum juga, wah ini manusia apa barongsai?? 
Pada cerita yang lain, kisahnya pada tanggal 15 Februari adalah hari yang amat berbahagia buat penduduk Vatikan dan sekitarnya. Sabab-musababnya pas tanggal itu adalah hari pemberian ampun untuk para pemeluk agama nasrani langsung dari Romawi. Jadi sebelum tanggal itu, yaitu tanggal empat belasnya, para pemeluk agama tersebut mengadakan semacam pesta untuk besoknya. 
Lain lagi di negaranya David Beckham Tanggal 14 Februari dulunya memang merupakan hari yang sakral buat mojang muda. Kenapa? Ya, soalnya burung-burung pada kawin pas tanggal itu. Ngerti khan kalo' burung itu menandakan cinta kasih. Sehingga pada masanya Duke of Orleans (abad ke-14), hari itu dijadikan ajang muda-mudi saling berkirim surat dan kue, serta menyalakan lilin-lilin tanda cinta kasih. Wah gawe apapula nih??
Sehingga kemungkinan besar Valentine's Day merupakan pesta pembauran, antara pesta perayaan Pastur Valentine, pengampunan dari Romawi pada tanggal 15 Februari, dan pesta muda-mudi di Inggris (Marzdedeq, Parasit Aqidah). Yang lucunya hal semacam ini tetep aja diperingati hingga sekarang, oleh orang-orang yang sama sekali nggak ada hubungannya dengan peristiwa-peristiwa tersebut di atas. Siapa? Siapa lagi kalo' bukan saudara-saudari kita sesama muslim. Dimana muda-mudi melakukan hal yang hampir nggak masuk akal, bahkan mungkin lebih liar daripada pesta awalnya. Meskipun kata valentine berasal dari bahasa Normand (yang pasti bukan daerah di sekitar Lamongan), yaitu galanti-galant yang artinya lover atau yang mencintai. Tapi buktinya nggak ada cinta yang ada di situ, tapi hanya nafsu sang hidung belang. Jijai deh…!!!

Belajarlah berpikir dewasa
Ada sponsor yang bilang, jadi tua itu pasti, tapi jadi dewasa itu pilihan. Kalimat itu memang nggak salah. Why? Ternyata memang banyak orang-orang yang udah berumur, tetapi nggak bisa berpikir dewasa. Coba aja baca koran, salah satu tanggapan di halaman 30 media tersebut menyatakan tentang kiat-kiat orang yang jomblo ngadepin valentin, yang katanya garing pol. Ale, salah satu pengisinya ngomong kalo' demi mendapatkan pujaan hati dia bakal rela nyiapin soda api untuk ditetesin di mata supaya dia bisa pura-pura nangis bila ada cowok kece yang ndeketin dia. Naga-naganya cowok itu pasti akan nanya kenapa, dan akan dia ajak untuk jadian. (Jawa Pos, 3/2/03) Weleh, cocok jadi artis sinetron neng!! Belon lagi tanggapan-tanggapan lain, ya walau itu cuman sebuah tanggapan, tapi yang pasti kamu udah he-eh seperti apa sih kebanyakan remaja saat ini.. 
Kita memang nggak bisa nebak apa yang ada di pikiran sobat muslim sekarang. Bisa saja sobat muslim nggak suka dengan hal ini, bisa juga sobat cuek, bodoh amat dengan munculnya valentine dkk pokoknya ikut aja mumpung masih muda, ataupula sobat ngedukung kita soal masalah hari ka..cih cayang ini. Sebab itu semua tergantung ama pemahaman sobat sekalian. Ada yang ngerti ada yang enggak, tapi adalagi yang nggak peduli. Hanya saja sebagai seorang remaja, yang merupakan masa peralihan dari masa kecil ke masa dewasa, seharusnya kita udah mau belajar untuk berpikir dewasa, buat bisa mbedakan mana yang bener dan mana yang salah. 
Kita semua nggak mungkir apabila masa remaja memang adalah masa-masa yang paling bahagia. Gimana nggak? (Nggak koq gimana??) Bingung ya? Bukannya kita ingin sobat semua jadi pusing hingga stroke, hanya saja diakui ataupun tidak, masa remaja bagaikan koin emas yang amat berharga bagi semua manusia. Ihh puitis bener… Suer deh pasti kebayang udah kenangan masa remaja dulu (buat sobat-sobat yang udah berumur), tapi buat kalian yang masih muda-muda (kayak Islamuda…ciee'), pasti udah nyantol dengan omongan kita, ya khan…Udah ngeh banget, hanya saja yang pasti buletin ini bakal muda terus, lho koq bisa..?? Iya lagi wong kertas sampe kapanpun nggak bakalan punya keriput…He..he..he.

Pilih, dan berhati-hatilah
Apabila mau memilih, antara jadi anak-anak, remaja, dan orang tua, kita berani njamin deh.. sobat semua bakal milih yang satu itu, apalagi kalo' bukan jadi remaja. Tul nggak?? Why? Simpel aja, diantara tiga macam pilihan di atas remaja merupakan pilihan yang teringan, terenak dan ternikmat (kerupuk cingkong kali…!!). Ringan artinya remaja merupakan masa enteng beban nggak perlu mikirin dan bawa anak ngalor-ngidul seperti ortu, enak dan nikmat bagaikan gula-gula, bukan "gula-gula"-nya Elvy Sukaesih, maksudnya kebanyakan remaja ngerti banget apa itu kenyamanan hidup. Masa remaja juga merupakan waktu seseorang untuk bisa menggapai cita-cita dengan cara mengembangkan potensinya, mengasah kemampuannya dan memajukan pola pikirnya. Pokoke oks banget…
Namun perlu kita-kita garis bawahi, cetak tebal bahkan garis miring soal remaja. Perhatiin nih!! Dengan potensi remaja yang super buesar itu, nggak jarang remaja jadi bulan-bulanan zaman. Semangat remaja yang membara, rasa ingin tahunya yang besar, dan keadaan jiwa yang masih mencari jati diri, bisa bikin remaja kita nggak kurang-kurang bikin ulah. Mulai dari kasus remaja dengan tema kenakalan remaja yang 'biasa' yaitu tawuran, hingga narkoba, miras, VCD porno, dan pembunuhan udah jelas-jelas bikin kita geleng-geleng kepala. Mau diapa'in…, ditangkap, kelihatannya masih bau kencur (heegh…), tapi kalo' dibiarkan tingkahnya udah nggak lucu lagi.
Masa perubahan inilah yang perlu sobat waspadai. Salah jalan, bisa bikin kita kesasar di dunia, lebih-lebih pas akherat kelak. Maka udah kewajiban besar buat kita semua untuk mengkaji Islam mulai dari sekarang, soalnya nggak bakalan ada jaminan kalo' sobat akan tetep bisa hidup besok. Iya khan??

Kedewasaan, bukan dari umurnya
Meski banyak orang yang bilang, orang tua pada umumnya adalah orang yang bijaksana, tapi omongan itu nggak jelas juntrungannya. Malahan fakta udah bicara lain. Dewasa bukan diliat dari, umur atau udah keriput belon? Tapi dewasa atau nggak, bisa kita ketahui dengan cara berpikir dan tingkah lakunya. Ngerti khan Isma'il, bukannya tetangga kalian, tapi Nabi Isma'il. Iya kenapa? Nah itulah contohnya, Nabi Isma'il dalam umurnya yang masih sangat muda belia, udah mampu menunjukkan kedewasaan dalam bersikap. Ketika Nabi Ibrahim, ayahanda beliau mendapatkan wahyu dari Allah Swt untuk menyembelihnya, maka dengan tegar Isma'il menjawab, "Lakukanlah apa yang diperintahkan oleh Allah kepadamu dan engkau akan mendapati aku sebagai orang yang sabar, Insya Allah dan aku rela dengan kehendak Allah itu." (Al Hamid, Kisah 25 Nabi dan Rasul) Tuh, itu lho yang kudu kamu tiru. Dimana akhirnya pada saat menyembelih, tubuh Isma'il diganti oleh Allah Swt dengan seekor domba. Subhanallah….
Masih banyak contoh-contoh yang lain, seperti Ali bin Abi Thalib, Abdullah bin Umar, hingga Muhammad Durra dari Palestina yang udah ngasih kita contoh, dewasa adalah mampu ngatasi berbagai masalah yang ada, dengan ketegasan diri dan ketegaran sikap. Bukan Cuma hura-hura, happy-happy, nongkrongin mal dan ikut Valentine's Day. Nah ngerti khan….
Dari omongan kita di atas, pantes deh kalo' kita semua harus mikir, apa selama ini memang kita udah cukup dewasa buat ngatasi suatu masalah atau malah nggak bisa sama sekali. Apabila sobat masih merasa belum mampu ngatasi hal-hal itu, coba deh mulai sekarang. Nggak ada yang namanya terlambat sebelum kita mati, nggak ada yang namanya penyesalan kalo' kita mau usaha, dan nggak ada yang namanya dosa kalo' kita mau bertobat. Nah buat kamu-kamu yang bener-bener mau merubah diri (jadi baik maksudnya…), Islamuda punya sedikit kiat buat sobat semuanya. Gimana ? Gini caranya:
1.Selalu bercermin pada diri sendiri
Nggak ada diri yang sempurna, tapi hal itu bukanlah alasan buat kita untuk melakukan perbuatan dosa. Jadi berpikirlah sebelum bertindak, dan berilah contoh kepada orang lain sebelum memerintah mereka. Karena cerminan kepribadianmu bakal keliat kalo' ada buktinya.
2.Kaji pemahaman Islam
Isma'il, Ali dan Muhammad Durra bisa jadi dewasa dan oce punya gara-gara punya pemahaman Islam yang kokoh. Bukan karena gank mereka kuat, atau tampang yang caem. Tapi hanya karena pemahaman terhadap Islam-lah mereka jadi ngetop.
3.Sebarkan Islam dan bina ukhuwah
Bila kamu udah mulai ngerti kalo' Islam itu nggak cuman ngajarin cara sholat, puasa dan semacamnya, tapi juga njelasin masalah pendidikan, ekonomi, masyarakat dan negara. Maka sesedikit apapun hal yang kamu dapat, maka kudu kamu sebarin. Harus..mau. Sehingga dengan dakwah kamu bakal ngerti, kalo' yang namanya persaudaraan dalam Islam diikat oleh satu hal yaitu keimanan, dan bukannya nasionalisme.

Siapa korban sebenarnya??
Kita udah anggep sobat muslim semua udah ngerti tentang masalah kedewasaan dan cara mendapatkannya. Sehingga kita udah nggak perlu ngungkit-ngungkit lagi soal mana yang harus diperingati di bulan Februari ini antara Valentine's Day yang notabene asalnya dari orang-orang Nasrani atau Idul Adha yang merupakan bukti pengorbanan seseorang yang besar terhadap Islam sebagai pedoman hidupnya. 
Kita semua juga udah ngerti kalo' Nabi Isma'il berkorban demi Islam, hingga merelakan lehernya disembelih oleh ayahnya sendiri. Namun anehnya remaja-remaja sekarang juga berani berkorban, dari duit hingga nyawa dan merelakan leher mereka disembelih oleh orang-orang kafir, dengan alasan modern, funky, gaul atau apapun istilahnya. 
Padahal Rasulullah Saw udah bersabda, "Tidak akan terjadi kiamat, sebelum umatku mengambil seperti umat-umat terdahulu sejengkal-demi sejengkal,sehasta demi sehasta. " Lalu ditanyakan pada beliau, " Ya Rasulullah apakah mereka orang-orang Persia dan Romawi?" Rasulullah menjawab, "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Bukhari) 
Jadi kalo kita mau renungi, siapa sih yang sebenarnya jadi korban, kambing-kambing Idul Adha atau remaja-remaja Islam?? Hanya remaja yang bisa berpikir jernih aja yang bisa jawab. Nah, kamukah remaja berpikiran jernih itu. (dony)

Tidak ada komentar: