Senin, 02 Februari 2009

MENCIPTAKAN SDM YANG BERKUALITAS MELALUI GEMAR MEMBACA

Oleh : Suharmono

Membaca sangat penting peranannya dalam kehidupan. Dengan membaca kita dapat mengetahui kejadian-kejadian yang terjadi di daerah lain. Dengan membaca kita juga dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman. Tanpa membaca kita tidak dapat mengetahui segala peristiwa yang terjadi atau untuk menambah dan memperdalam ilmu pengetahuan kita. Oleh karena itu, jelaslah bahwa membaca mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan.
Membaca merupakan salah satu faktor penting dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Membaca merupakan tiangnya ilmu pengetahuan. Sudahkah semua orang gemar membaca? Sangat sedikit orang yang gemar membaca. Mengapa demikian? Karena budaya malas membaca telah berakar sejak dahulu pada masyarakat kita.
Budaya malas membaca yang ada sejak dahulu memang sangat sukar untuk diubah menjadi budaya gemar membaca. Untuk mengubah budaya tersebut harus melalui proses yang panjang dan memerlukan waktu yang lama. Namun demikian, untuk mengubah budaya tersebut harus mempunyai kemauan, upaya, tekad, dan kerja keras dari semua pihak baik pemerintah, pendidik, cendekiawan, tokoh masyarakat dan masyarakat itu sendiri.
Dalam dunia pendidikan sering kita mendengar keluhan tentang siswa yang malas membaca sehingga tidak dapat mencapai prestasi belajar yang memuaskan atau orang tua dan masyarakat yang kurang berminat bahkan tidak ada minat sama sekali untuk membaca dengan alasan tidak ada buku bacaan, tidak tertarik untuk membaca, tidak ada waktu untuk membaca, waktu lebih banyak digunakan untuk mencari nafkah atau memenuhi kebutuhan pokok dan sebagainya.
Bangsa Indonesia sekarang ini memang mengalami kehidupan yang lebih maju baik dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, perindustrian, pendidikan dan kebudayaan. Tetapi seiring dengan kemajuan tersebut bangsa kita masih ketinggalan jika dibandingkan dengan keadaan bangsa-bangsa lain. Hal ini terjadi karena masyarakat kita masih banyak yang belum berminat dalam membaca. Kegemaran akan membaca masih belum menjadi suatu kebiasaan.
Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dan mempunyai peranan terdepan dalam upaya menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Sesuai dengan tujuan pendidikan nasional yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, sehat jasmani dan rohani, berkepribadian yang mantap dan mandiri, memiliki rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Setiap insan yang lahir di dunia ini memerlukan pengembangan untuk menjadi manusia Indonesia seutuhnya sebagaimana dikehendaki oleh tujuan pendidikan nasional. Pengembangan manusia tersebut pada dasarnya adalah upaya memuliakan kemanusiaan. Memanusiakan manusia (humaniora) itu merupakan hal yang mendasar yang harus dilaksanakan dengan saksama.
Upaya pengembangan manusia dimaksudkan untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya agar menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individual dan sosial, jasmani dan rohani, dunia dan akhirat. Pengembangan manusia tersebut dapat diartikan sebagai upaya pembudayaan dengan berorientasi kepada terbentuknya manusia yang berbudaya.
Menurut agenda reformasi pendidikan nasional dikemukakan tiga tuntutan terhadap sumber daya manusia. Pertama, membutuhkan sumber daya manusia yang handal. Kedua, sumber daya manusia adalah manusia yang terus-menerus belajar. Ketiga, nilai-nilai yang dikembangkan adalah sumber daya manusia.
Agar tercipta sumber daya manusia yang berkualitas maka pendidikan harus dikembangkan secara terus-menerus. Pendidikan merupakan usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan latihan guna peranannya di masa akan datang. Oleh karena itu, pendidikan dilakukan secara sengaja melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan latihan. Proses pendidikan tersebut dapat dilaksanakan pada lembaga pendidikan formal dan nonformal. Proses pendidikan tersebut pada dasarnya tidak terlepas dari kegiatan membaca.
Untuk memperoleh pendidikan ada bermacam cara, antara lain: sekolah, kursus, latihan, dan juga bisa diperoleh dengan cara mengggunakan media elektronika, membaca buku-buku majalah maupun koran yang bermanfaat bagi pengembangan kualitas sumber daya manusia.

Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Bakat merupakan kemampuan yang dibawa manusia sejak lahir yang merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa. Bakat merupakan potensi yang sangat berharga, sebab bila bakat ini dikembangkan maka akan mendapatkan hasil yang optimal.
Orang yang mempunyai bakat yang tinggi, juga mempunyai kemampuan yang tinggi dalam membaca. Mereka sangat mudah dalam menyimak, memahami, mengklasifikasi, menganalisis, dan menyimpulkan terhadap bahan yang dibacanya.
Minat membaca berarti tertarik akan bacaan. Apabila minat membacanya tinggi maka gemar membacanya pun tinggi. Pembaca akan senang sekali membaca, tidak pernah bosan, karena itu pembaca dengan mudah mempelajari dan memahami bahan bacaan tersebut. Sebaliknya orang yang kurang berminat dalam membaca akan meremehkan kegiatan membaca, mungkin lebih baik hiburan daripada membaca.
Bagi yang mempunyai tingkat kecerdasan yang tinggi sangat menguntungkan dalam membaca karena jika dihadapkan dengan pemecahan masalah yang ada dalam bacaan tersebut maka akan mudah dan cepat dalam mengambil kesimpulan atau keputusan, mudah memahami dan mudah pula menerapkan, sebaliknya bagi yang mempunyai tingkat kecerdasan yang rendah akan mengalami kesukaran dalam membaca, misalnya dalam pengambilan keputusan selalu ragu dan lamban.
Faktor motivasi dalam membaca sangat penting karena motivasi merupakan suatu dorongan dari dalam diri manusia, sedangkan kebutuhan merupakan tuntutan pemenuhan terhadap sesuatu yang diperlukan atau diinginkan. Antara motivasi dan kebutuhan saling menyatu tidak bisa dipisahkan, misalnya seseorang termotivasi untuk membaca karena ingin memenuhi kebutuhan rasa ingin tahu, berprestasi, pintar, sukses, dan sebagainya. Apabila motivasi dan kebutuhan membaca tidak ada maka orang akan malas membaca.
Hobi merupakan kesenangan yang sangat diharapkan oleh semua orang. Hobi membaca berarti gemar membaca. Orang yang gemar membaca akan memperoleh ilmu pengetahuan atau wawasan yang lebih tinggi. Hobi membaca berarti mempunyai gudang ilmu pengetahuan. Bagi yang gemar membaca, membaca bukan hanya mendapat ilmu pengetahuan akan tetapi merupakan hiburan yang sangat menarik dan mendatangkan kepuasan tersendiri.
Orang yang hobi membaca biasanya kemana saja pergi akan membawa bahan bacaan, seperti: buku, majalah, atau koran. Bagi orang yang tidak mempunyai hobi membaca, mereka malas membaca. Dalam membaca mungkin hanya ada keperluan terhadap bacaan tersebut.
Buku-buku bacaan, sumber atau bahan informasi haruslah menarik minat dan menyenangkan bagi pembaca. Misalnya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, indah, singkat isinya, padat, tidak bertele-tele, dapat menyentuh perasaan pembaca, dan dapat menjawab pertanyaan para pembaca. Bahan bacaan harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan selalu mengikuti perkembangan zaman.
Faktor sosial ekonomi sangat mempengaruhi budaya gemar membaca. Bagi yang berstatus sosial ekonomi yang tinggi akan terjangkau atau mampu membeli buku-buku atau bahan informasi, jadi kesempatan untuk membaca lebih banyak. Sedangkan bagi taraf ekonomi rendah, tidak mampu membeli buku-buku atau bahan bacaan sehingga tidak ada kesempatan untuk membaca. Karena faktor kehidupannya itulah mereka kurang berkesempatan untuk membaca karena waktu banyak digunakan untuk pemenuhan kebutuhan pokok.
Membudayakan gemar membaca berarti mengubah sikap atau kebiasaan membaca, dari sikap malas membaca menjadi gemar membaca.
Mengapa sikap malas membaca harus diubah menjadi gemar membaca? Karena banyak dampak negatif dari malas membaca akan berakibat kurangnya ilmu pengetahuan, wawasan, maupun keterampilan. Dengan membaca berarti belajar. Oleh sebab itu, membudayakan gemar membaca harus menjadi perhatian yang serius dan terus-menerus.
Kurangnya ilmu pengetahuan, wawasan, dan keterampilan akan mengakibatkan masyarakat bodoh, miskin, dan manusia tidak berkualitas, tidak mampu bersaing dalam kemajuan zaman. Sebaliknya, dengan banyak membaca, banyak pula ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk menciptakan kualitas sumber daya manusia.
Kebiasaan masyarakat dalam berkomunikasi masih banyak menggunakan bahasa lisan daripada tulisan. Karena itu, gemar membaca belum membudaya, hanya orang-orang tertentu saja yang gemar membaca. Bagi masyarakat awam membaca bukan merupakan pekerjaannya.

Upaya Membudayakan Gemar Baca
Mengubah budaya komunikasi lisan dengan bahasa tulisan. Bahasa tulis adalah bahasa yang dipakai secara tertulis, misalnya: menggunakan bahasa Indonesia dalam surat-menyurat, buku-buku, undang-undang, majalah, surat kabar, surat edaran, surat keputusan, dan sebagainya. Jadi, bahasa tulisan adalah bahasa bacaan.
Kita menyadari bahwa ilmu pengetahuan pada saat ini sangat dibutuhkan, sebab tanpa ilmu pengetahuan kita akan ketinggalan. Dengan gemar membaca akan mampu menjawab tantangan masa depan karena dapat mengubah sikap atau kebiasaan hidup yang kurang baik kepada sikap dan kebiasaan yang baik.
Banyak masyarakat sangat berminat membaca tetapi karena faktor tidak mampu untuk membeli buku dan bahan informasi lainnya maka minat membaca menjadi hilang. Makin sejahtera kehidupan masyarakat maka makin tinggi minat bacanya tetapi makin rendah status ekonomi suatu masyarakat maka makin rendah pula minat bacanya. Oleh karena itu, perbaikan ekonomi masyarakat sangat diharapkan. Dalam hal ini siapakah yang bertanggung jawab? Semua masyarakat bertanggung jawab, baik pihak pemerintah maupun masyarakat. Dengan terciptanya masyarakat yang sejahtera maka akan tercipta pula masyarakat yang gemar akan membaca.
Membaca sangat bermanfaat karena dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan, dan nalar. Dengan demikian, diharapkan akan menciptakan kualitas sumber daya manusia.
Membudayakan gemar membaca melalui beberapa proses, dari tingkat sekolah sampai kepada masyarakat umum. Menurut Paulo Freare, hendaknya proses belajar dapat membangkitkan nalar dan kreativitas siswa dengan cara memotivasi siswa.
Pertama sekali dimulai dari tingkat sekolah dasar kemudian ke sekolah lanjutan tingkat pertama, diteruskan ke sekolah lanjutan tingkat atas sampai pada tingkat perguruan tinggi.
Dalam proses belajar mengajar, komunikasi antara guru dan siswa sebaiknya banyak menggunakan bahasa tulisan. Guru harus mampu menerapkan metode mengajar dengan menggunakan media perpustakaan, misalnya guru memberikan tugas kepada siswa untuk membaca buku-buku bacaan atau bahan informasi lainnya. Dalam hal ini dituntut seorang guru yang profesional, yang mampu menerapkan berbagai metode mengajar yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkannya. Misalnya dalam pelajaran Bahasa Indonesia banyak kesempatan untuk membudayakan gemar membaca kepada siswa, antara lain: (1) Membaca dalam hati, tujuannya untuk memahami gagasan penulis; (2) Membaca lancar atau membaca teknis, tujuannya untuk mengungkapkan situasi semula; (3) Membaca bahasa, tujuannya untuk memahami setiap kata (pengembangan kosakata) yang dipergunakan dalam bacaan tersebut; (4) Membaca indah, terutama bacaan-bacaan dalam bentuk cerita atau puisi, tujuannya untuk menghidupkan kembali situasi/suasana gagasan pengarangnya atau memperhalus budi pekerti; (5) Membaca skimming, yaitu membaca cepat sekali dengan cara hanya membaca pikiran utamanya saja pada setiap paragraf. Tujuannya untuk menangkap masalah-masalah pokok yang terdapat dalam bacaan tersebut.
Dalam mata pelajaran lain, seperti IPA, Matematika, Bahasa Inggris, IPS, dan PPKn dengan menggunakan metode Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), misalnya telaah pustaka, diskusi, pemberian tugas dengan menggunakan buku-buku sumber dapat memanfaatkan perpustakaan sekolah.
Dengan membudayakan gemar membaca di sekolah, kemudian berpindah kepada keluarga dan masyarakat, maka peranan perpustakaan keluarga, desa, dan kota sangat penting untuk membudayakan gemar membaca.
Dengan membudayakan gemar membaca pada masyarakat berarti membuat masyarakat menjadi kreatif, intelektual, cakap dan terampil serta bermanfaat bagi diri sendiri sehingga pembangunan manusia Indonesia seutuhnya dapat dicapai. Manusia seperti itulah yang diharapkan dalam membangun bangsa dan negara yang merupakan salah satu modal dasar yang sangat penting dalam pembangunan. Berhasil tidaknya pembangunan bangsa sangat ditentukan oleh potensi kualitas sumber daya manusia.
Sumber daya manusia yang berkualitas maksudnya manusia yang berdaya guna, cerdas, terampil, mempunyai inisiatif, kreatif, berbudaya, ulet, kerja keras, mandiri, dan mampu menghadapi tantangan masa depan serta mampu mengatasi segala permasalahan hidupnya secara mandiri tidak selalu tergantung kepada orang lain, berani menanggung resiko dan bertanggung jawab serta bersikap kritis terhadap hal-hal yang negatif.
Masyarakat yang demikian itulah yang akan mampu bersaing dengan masyarakat maju yang pada akhirnya masyarakat kita menjadi maju, masyarakat yang sejahtera, baik lahir maupun batin, bahagia di dunia dan akhirat.

Tidak ada komentar: